NTB Jadi 'Supermarket' Bencana, Kadinsos: Bencana Alam dan Non Alam pun Menjadi Keseharian Kita

- 10 Oktober 2020, 20:33 WIB
Ilustrasi gempa
Ilustrasi gempa /Pexels/

PR BANDUNG RAYA - Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Provinsi NTB, H Ahsanul Khalik, menerangkan pihaknya akan menghadirkan Tagana Masuk Sekolah (TMS) dan Mobil Edukasi Bencana (MEB).

Pada Oktober 2020 Dinsos akan menyasar 35 sekolah dan pondok pesantren di 10 kabupaten dan kota di NTB.

Ahsanul menjelaskan, kedua fasilitas tersebut akan digunakan sebagai sarana untuk memberikan edukasi dan sosialisasi tentang mitigasi bencana.

Baca Juga: Korban Keracunan Nasi Kuning di Tasikmalaya Mencapai 156 Orang, Ini Dugaan Kuat Penyebabnya

"Takdir menempatkan Indonesia, termasuk kita (kami) NTB berada pada tiga lempeng tektonik sehingga pantas dijuluki supermarket bencana,” ujar Ahsanul sebagaimana dikutip Prbandungraya.pikiran-rakyat.com dari Antara.

“Semua jenis bencana dapat terjadi, bencana alam dan non alam pun menjadi keseharian kita," katanya.

Kemudian, Ahsanul mengatakan bahwa MEB akan dikemas semanarik mungkin, seperti kedai kopi.

Baca Juga: Beberapa Menit Setelah Gencatan Senjata, Armenia dan Azerbaijan Kembali Saling Tuduh

MEB juga dilengkapi dengan beberapa produk lokal, agar bisa mengundang perhatian.

“Seperti kafe berjalan, MEB dapat membuka lapak di keramaian, untuk menyasar pengunjung yang akan menikmati kopi dan mendapatkan informasi terkait kebencanaan,” ujarnya

lebih lanjut Ahsanul menjelaskan, MEB akan berfungsi seperti kafe berjalan, dan akan menyajikan kopi asli Lombok dan Sumbawa, lengkap dengan kue dan jajanan lokal.

Baca Juga: Tugas di TMMD Reguler Brebes Untuk Mengasah Ilmu Pertukangan

Selain minum kopi, pengunjung juga akan mendapatkan edukasi tentang potensi bencana yang bisa terjadi kapan saja.

Menurut Ahsanul, hal ini merupakan salah satu upaya, untuk mengurangi risiko bencana seperti yang pernah terjadi dua tahun lalu di NTB.

Berangkat dari kondisi tersebut, Ahsanul berharap semua pihak dapat berperan aktif dalam misi kemanusiaan.

Baca Juga: Buatan Manusia? Ilmuwan Laporkan Polusi Beracun di Rusia yang Bunuh 95 Persen Kehidupan Dasar Laut

”Peran semua pihak seperti para santri, pelajar, mahasiswa dan semua lapisan masyarakat sangat penting dikuatkan menjadi bagian dalam pengurangan risiko bencana,” ujarnya.

Ahsanul menambahkan, penguatan mental juga penting disiapkan, sebagai upaya pemulihan pasca bencana.

Jika dilihat dari topografi di daerah NTB, memiliki potensi terjadinya gempa dan tsunami.

Baca Juga: Pemuda Desa Kalinusu Antusias Bantu TMMD Reguler Brebes

Ahsanul berpesan agar gerakan tersebut, bisa menjadi semangat bagi masyarakat di NTB.

Hal tersebut bertujuan, agar warga lebih siap dalam menghadapi bencana yang bisa terjadi.

Selain itu, warga diharapkan mampu meningkatkan kesiapsiagaan, kewaspadaan, serta mampu merespon peringatan dini secara efektif.

Sekaligus meningkatkan kesadaran semua pihak, untuk tetap menjaga dan tidak merusak alam.***

 

Editor: Abdul Muhaemin


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah