Pengamat: UU Cipta Kerja Membawa Angin Segar Sebagai Pintu Masuk Pergerakan Ekonomi Digital

- 20 Oktober 2020, 10:46 WIB
Buruh kembali melakukan demo menolak Omnibus Law Cipta Kerja.
Buruh kembali melakukan demo menolak Omnibus Law Cipta Kerja. /Anton Raharjo/Anadolu Agency/

PR BANDUNG RAYA - Indonesia diprediksi akan akan menjadi "macan" ekonomi digital di Asia Tenggara pada 2025 dengan tingkat pertumbuhan mencapai 49 persen dan potensi hingga 133 miliar dolar AS, menurut riset Google, Temasek, dan Bain & Company.

Hal ini mendorong kebutuhan akses digital yang meningkat pesat.

"Beberapa operator ada yang mengatakan 40 persen, 60 persen, atau ada yang mungkin lebih tinggi dari itu lagi variannya, sehingga memang digital Indonesia itu di masa pandemi memang meningkat," kata Direktur Eksekutif Indonesia ICT Institute yang juga pengamat ekonomi digital, Heru Sutadi.

Baca Juga: Dua Kolam Retensi Dipersiapkan Pemkot Bandung Atasi Banjir, Yana: Ada Beberapa Alternatif

Salah satu peningkatan ada pada e-commerce yang juga menggerakkan ekonomi Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), karena lewat digital, usaha mereka tidak hanya bersifat lokal, tetapi bisa menjadi produksi nasional, bahkan global.

Memang, ada beberapa startup yang "menderita" diakibatkan karena pandemi itu sendiri, misalnya startup yang bergerak di sektor perjalan dan wisata.

Heru memprediksi pertumbuhan ekonomi kuartal ketiga negatif. Beruntungnya, presiden Jokowi secara jelas telah memberi arahan untuk mengantisipasi hal ini.

Baca Juga: Info Demo Hari Ini 20 Oktober 2020, BEM SI Dikabarkan Akan Gelar Aksi Tolak Ciptaker Lagi

"Karena betapa pun di dalam pengembangan ekosistem digital yang paling utama adalah e-leadership," ujar dia.

Halaman:

Editor: Abdul Muhaemin


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x