PR BANDUNGRAYA – Kepulangan Habib Rizieq Shihab ke Indonesia pada hari kedua ini, ia memberikan solusi untuk umat dan negara, yaitu buka pintu dialog.
Dikutip oleh prbandungraya.pikiran-rakyat.com melalui YouTube Front TV, Habib Rizieq menyayangkan tindakan pemerintah ketika ada perbedaan pendapat maka orang tersebut ditangkap.
“Kalau beda pendapat, jangan ditersangkakan, kalau beda pendapat ayo duduk bersama, berdialog ayo adu argumentasi, makannya ketika banyak yang teriak rekonsiliasi rekonsiliasi, mana mungkin rekonsiliasi digelar, kalau pintu dialog tidak dibuka,” ujarnya.
Baca Juga: 2 Warga Cimahi Ketahuan Diserang Chikungunya, Dinkes Gerak Cepat Fogging Area Rumah Pasien
Menurutnya, dialog itu penting dan tidak boleh penguasa main tangkap dan kriminalisasi, ketika memiliki dialog seharusnya ada second opinion dan menjadi solusi juga, sehingga tidak menjadi kegaduhan di tingkat nasional.
Ia mengaku siap apabila berdialog dengan pemerintah karena sudah diupayakan sejak tahun 2017. Namun, hal tersebut tidak membuahkan hasil.
“Apa yang kita dapat? Kriminalisasi ulama, kalau mau dialog, kalau mau rekonsiliasi, ahlan wasahlan, kita siap berdialog, kita siap damai, tapi bebaskan dulu para ulama, bebaskan dulu para habib, bebaskan Abu Bakar Baasyir yang sudah sepuh, bebaskan Habib Bahar bin Smith,” ucapnya.
Baca Juga: Resmi! KBS Song Festival 2020 Akan Diselenggarakan di Tanggal Ini, Apakah Ada Penonton?
Ia pun mengimbau untuk sebelum berkonsiliasi, bebaskan dulu tokoh, sejumlah buruh, mahasiswa dan pendemo, dan menunjukan niat baik.
Namun, di waktu yang berbeda, dilansir melalui Antara, Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko mempertanyakan apa yang perlu direkonsiliasi dengan pemimpin Front Pembela Islam (FPI) tersebut.