Aksi Mogok Produsen Tahu-Tempe Sebabkan Kelangkaan, Pengamat Bocorokan 'PR' Besar Pemerintah

- 4 Januari 2021, 10:55 WIB
Produksi tahu dan tempe di Kampung Andir, RT 01/RW 06, Desa Pakutandang, Kecamatan Ciparay, Kabupaten Bandung.
Produksi tahu dan tempe di Kampung Andir, RT 01/RW 06, Desa Pakutandang, Kecamatan Ciparay, Kabupaten Bandung. /Galamedia/Engkos Kosasih

PR BANDUNGRAYA - Aksi mogok produksi dilakukan perajin tahu-tempe wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (jabodetabek) yang berlangsung sejak Kamis, 31 Desember 2020.

Aksi mogok ini disebabkan naiknya harga kedelai yang signifikan.

Ketua Bidang Hukum Sedulur Perajin Tahu Indonesia (SPTI), Fajri Safii dalam keterangan tertulis, Sabtu mengatakan aksi mogok tersebut terpaksa dilakukan mengingat harga kedelai naik hingga 35 persen.

Baca Juga: Sebut Pancasila Kotoran Sembari Bawa-bawa Buku Pelajaran, Wanita Ini Ditangkap Polisi

"Kenaikan harga kedelai sebesar itu menyababkan para perajin tahu mogok produksi karena tidak sanggup lagi membeli kedelai," ujar Fajri dikutip PRBandungRaya.com dari Antara Senin, 2 Januari 2021.

Menurutnya Peraturan Menteri Perdagangan Nomor: 24/M-DAG/PER/5/2013 tentang ketentuan impor kedelai ini dianggap menghambat tumbuhnya importir-importir baru.

Sementara itu, Ketua Umum Sahabat Perajin Tempe Pekalongan (SPTP) Indonesia, Haryanto tak sedikit para perajin yang tergabung dalam organisasinya banyak yang gulung tikar akibat dari kenaikan harga kedelai.

Baca Juga: Pujian Gisel Atas Pengakuan Michael Yukinobu de Fretes yang Suka 'Mending Main Bagian Bawah'

"Dengan adanya kenaikan harga kacang kedelai impor yang sangat tinggi dari Rp7.000 menjadi Rp9.500 per kilonya telah menimbulkan keresahan," katanya.

Haryanto berharap pemerintah bisa menekan kembali harga kedelai seperti semula.

Halaman:

Editor: Fitri Nursaniyah

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x