Penurunan Bunga Obligasi, Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar AS Menguat

- 12 Maret 2021, 12:13 WIB
Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS diprediksi akan menguat.*
Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS diprediksi akan menguat.* /ANTARA/Aprilio Akbar

PR BANDUNG RAYA - Berdasarkan kurs di tengah Bank Indonesia, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) diproyeksikan menguat.

Pasalnya, nilai tukar rupiah atau kurs tersebut bergerak menguat seiring dengan turunnya imbal hasil atau bunga obligasi AS.

Lebih lanjut, penurunan indeks dolar yang membantu menguatkan nilai tukar rupiah atau kurs ini berada di ruang lingkup transaksi antarbank di Jakarta pada Rabu, 10 Maret 2021.

Baca Juga: Perhatikan! Ini Cara Pendaftaran PPPK atau P3K Bagi Guru Honorer, Kuota Penerimaan hingga 1 Juta Orang

Oleh karena itu, nilai tukar rupiah atau kurs saat ini berada di posisi Rp14.390 per dolar AS atau sebanyak 0,1 persen.

Penguatan nilai tukar rupiah atau kurs naik sebanyak 15 poin dibandingkan pada posisi penutupan perdagangan sebelumnya sebesar Rp14.405.

"Penurunan indeks dolar dan yield US treasury kemungkinan akan membantu penguatan rupiah," ucap Analis Ekonomi Samuel Sekuritas Ahmad Mikail dikutip PRBandungRaya.com dari Antara.

Baca Juga: Kartu Prakerja Gelombang 14 Sudah Dibuka, Segera Daftar di Link www.prakerja.go.id!

Ahmad menjelaskan bahwa penuruan indeks dolar AS kali ini diprediksi akan turun sebanyak 91,5 persen.

Pasalnya, bunga obligasi AS diproyeksikan akan stabil, meningat masih rendahnya tingkat pemulihan ranah sektor Usaha Kecil Menengah (UKM) di AS selama masa pandemi Covid-19.

Hal tersebut diperkuat dengan indeks dari NFIB Small Business Optimism Index yang tercatat rendah pada Februari 2021.

NFIB Small Business Optimism Index hanya mencapai 95,8 persen, atau turun dibandingkan indeksnya beberapa waktu lalu yang mencapai sekitar 96 persen.

Baca Juga: Sebelum Ditutup, Segini Besaran Insentif bagi Peserta Kartu Prakerja Gelombang 14 hingga Cara Pendaftarannya

Penurunan obligasi terjadi pada tenor 10 tahun level 1,5 persen. Akan tetapi, pada pembelian saham AS terhadap the Fed dapat mempengaruhi obligasi AS yang akan menekankan tren dalam industri perekonomian dunia.

"Para pelaku pasar berekspektasi bahwa kebijakan The Fed akan efektif dalam menekan yield UST jangka panjang dengan program pembelian UST. Para pelaku pasar juga akan menanti data CPI AS Februari untuk melihat arah inflasi ke depan," ujar Ahmad.

Nilai tukar rupiah atau kurs terhadap dolar dengan kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) diproyeksikan akan menguat ke level Rp14.100 per dolar AS.***

Editor: Elfrida Chania S

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah