Harga Emas Turun Lagi Jadi 23,8 Dolar, Penganguran di AS Kembali Melonjak

- 21 Agustus 2020, 10:52 WIB
Ilustrasi harga emas
Ilustrasi harga emas /Popi St Sopiah/

PR BANDUNGRAYA - Jumat, 21 Agustus 2020, harga emas berjangka kembali melemah pada akhir perdagangan Kamis.

Secara tidak terduga Pengangguran di Amerika Serikat mencapai angka satu juta lagi dan risalah pertemuan Federal Reserve (Fed) mengurangi kekhawatiran atas ekonomi, karena investor masih melanjutkan aktivitas keuntungan mereka.

Perikatan harga emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi COMEX New York Mercantile Exchange, turun 23,8 dolar AS atau 1,21 persen menjadi ditutup pada 1.946,50 dolar AS per ounce.

Baca Juga: Sinopsis 'John Wick', Aksi Keanu Reeves yang Tayang Malam Ini di Bioskop TransTV

Pada sehari sebelumnya, Rabu, 19 Agustus 2020, emas berjangka juga mengalami penurunan 42,8 dolar AS atau 2,13 persen menjadi 1.970,30 dolar AS.

Harga Emas berjangka menguat 14,4 dolar AS atau 0,72 persen menjadi 2.013,10 dolar AS pada Selasa, 18 Agustus 2020.

Setelah melambung 48,9 dolar AS atau 2,51 persen menjadi 1.998,70 dolar AS pada hari Senin, 17 Agustu 2020, dan turun 20,6 dolar AS atau 1,05 persen menjadi 1.949,80 dolar AS pada jumat lalu, 14 Agustus 2020.

Baca Juga: Berlaga di UEFA Nations League, Berikut Nama Pemain yang Hiasi Skuad La Furia Roja Spanyol

“Catatan The Fed menegaskan kembali perlunya orang memiliki emas, mereka masih khawatir tentang virus corona dan dampaknya terhadap laju ekonomi,” kata Kepala pedagang US Global Investor, Michael Matousek sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-bandungraya.com dari Antara, Jumat 21 Agustus 2020.

“Yang menunjukan mereka ingin tetap akomodatif dan membantu konsumen tetap bertahan,” tutur dia.

Catatan dari pertemuan kebijakan bank sentral AS menunjukan para pencetus politik khawatir akan ekonomi menghadapi barisan yang tidak pasti dan lebih membutuhkan banyak dukungan finansial, meskipun kurang efektif kebutuhan untuk membatasi ketimpangan hasil dari target-targetnya.

Baca Juga: Film 'Tilik' Viral di Media Sosial, Netizen Heboh Samakan Sosok 'Bu Tejo' dengan 'Thanos'

Lonjakan tidak terduga dalam klaim pengangguran AS, kembali di angka satu juta pada minggu lalu juga membantu emas, kata analisis.

Ekonomi AS hanya menambahkan kembali 9,3 juta dari 22 juta PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) pekerjaan antara Febuari dan April.

Daftar dolar juga turun dari posisi satu minggu, membuat logam yang tidak memberikan timpang hasil menjadi lebih murah bagi mata uang lainnya.

Baca Juga: Penggemar DC Comics Siap-siap, Warner Bros Bakal Gelar Acara Virtual 'DC FanDome: Hall of Heroes'

“Fundamental utama di balik emas tidak berubah,” kata Analis ED and f man Capital Markets.

“Insentif masih berdatangan dan sangat dini untuk mengatakan bahwa kita sembuh secara global dan akan melihat suku bunga yang tinggi dan dolar yang lebih kuat, kita akan masih berbulan-bulang lagi,” ujar Edward Meir.

Bank-bank sentral telah melejitkan insentif besar-besaran dan menyusutkan suku bunga mendekati angka nol untuk memerangi korban ekonomi dari pandemi Covid-19.

Baca Juga: Jadwal Pemadaman Listrik Cimahi Hari Ini, Jumat 21 Agustus 2020

Mendorong kenaikan 28 persen pada emas sejauh setahun ini, yang dianggap sebagai mempertahankan nilai inflasi dan penurunan nilai mata uang.

Harga logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman September turun 19,3 sen atau 0,17 persen menjadi ditutup pada 27,147 dolar AS per ounce.

Platinum untuk pengiriman Oktober jatuh 29,4 dolar AS atau 3,07 persen menjadi diam pada 926,9 dolar AS per ounce.***

Editor: Fitri Nursaniyah

Sumber: Permenpan RB


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah