Kelompok B adalah siswa yang memiliki gawai, namun dengan aplikasi terbatas, biasanya hanya aplikasi WhatsApp. Kepada mereka, guru memberikan materi dan pengajaran melalui WhatsApp.
Baca Juga: Gagal Fokus Ada Sepatu Bayi di Tengah Koleksi Mainan BTS, ARMY: Bayangin Dia Punya Anak
Sementara kelompok C adalah mereka yang sama sekali tidak memiliki perangkat sehingga menghadapi kendala dalam mengakses materi pembelajaran. Dari 140 siswa di kelas VII, ada 14 siswa yang melaksanakan pembelajaran secara luring.
"Kelas IX kami cek mereka semua memiliki gawai. Kelas VIII ada dua orang, dan kelas VII 14 orang," katanya.
Selain memberikan modul pelajaran, para guru juga memberi alat tulis sebagai penunjang proses pembelajaran.
Baca Juga: Dandan ala Mahasiswa Usai Sidang, Begini Cara V BTS Rayakan Penghargaan dari Weverse
Di sisi lain, kunjungan para guru juga dilakukan untuk mengetahui kondisi tiap-tiap siswa, mulai dari kondisi lingkungan, latar belakang keluarga, hingga motivasinya untuk belajar.
"Ternyata siswa dan orang tua itu merasa bahagia ketika kami datangi, apalagi yang turun itu kepala sekolah. Kepala sekolah itu kan beda dengan guru, jadi perhatiannya berbeda, jadi saya bisa ngobrol dengan siswa, dengan orang tua. Itu yang saya sangat puas," kata dia.***