Buatlah tim emergancy secara dinamis yang sudah dibina dan dilatih. Susun juga Fire Emergency Plan (FEP), Latihan kebakaran dan evakuasi (fire drill), penyusunan SOP aman kebakaran, fire safety audit, dan sosialisasikan.
Jadwalkan perawatan alat proteksi kebakaran ke layanan Damkar untuk memastikan semua alat proteksi kebakaran bisa digunakan. Hal ini dilakukan untuk mencegah panas berlebih (over heat) atau percikan api akibat gesekan.
Baca Juga: Final Liga Champions, Upaya Bayern Munich hingga Capaian Barca
5. Lingkungan bersih
Jaga kebersihan dan kerapihan bangunan, karena bila terdapat banyak barang yang berantakan, jika terjadi kebakaran maka api bisa menyebar dengan cepat terutama pada bahan yang mudah terbakar seperti kertas dan lainya.
Kekacauan tersebut bisa menganggu akses jalan evakuasi dan akan mengalami kesulitan saat melarikan diri jika ada kebakaran.
Idealnya setiap lantai sedikitnya harus memiliki dua pintu keluar ke arah pintu halaman luar untuk evakuasi.
6. Simulasi pencegahan kebakaran
Sesuai dengan Perda Nomor 8 Tahun 2008 Demonstrasi simulasi keselamatan kebakaran bisa dilakukan setahun dua kali untuk memenuhi Sistem Keselamatan Kebakaran (SKK).
Pastikan simulasi ini dapat mengedukasi semua yang berada di gedung. Bagaimana bereaksi, bagaimana menggunakan alat pemadam kebakaran, cara evakuasi dan bagaimana fungsi perangkat proteksi kebakaran.