PR BANDUNGRAYA - Tahun 2021 diawali dengan kelangkaan tempe dan tahu di wilayah Jabodetabek.
Hal ini disebabkan oleh mogok produksinya para pengrajin tahu dan tempe di wilayah tersebut karena harga kedelai mengalami kenaikan.
Kondisi ini tentu merugikan masyarakat, pasalnya bahan baku tahu dan tempe merupakan makanan yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat, bukan hanya sebagai makanan pokok, tetapi juga sebagai camilan.
Baca Juga: Selain Tak Ada Batasan Usia, Seleksi Guru PPPK Punya Sejumlah Keuntungan Ini
Merespons kenaikan harga kedelai, Pemerintah menetapkan batas penjualan kedelai dari importir ke pengrajin sebesar Rp8.500 per kilogram (kg).
Langkah ini diambil sebagai upaya menstabilkan pasokan dan harga kedelai yang sempat mengalami kenaikan yang cukup tinggi.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo meyakini bahwa kenaikan harga dan pasokan kedelai dapat dikendalikan.
Baca Juga: Aespa Lagi-lagi Diduga Plagiat League of Legends KDA hingga Blake Kathryn, Begini Klarifikasinya
Jika beberapa hari lalu harga kedelai sempat mencapai Rp9.000-Rp10. 000, saat ini sudah turun menjadi Rp8.500 dan stoknya tetap ada.
"Pak Presiden minta kepada saya, kalau begitu jangan tergantung lagi (impor kedelai). Saya sekarang lagi persiapkan (budidaya kedelai)," Kata Syahrul sebagaimana dikutip PRBandungRaya.com dari Kementan RI.