Kelangkaan Babi Diduga Jadi Biang Kerok China Alami Inflasi Ekonomi

- 17 November 2022, 14:00 WIB
Kelangkaan Babi Diduga Jadi Biang Kerok China Alami Inflasi Ekonomi
Kelangkaan Babi Diduga Jadi Biang Kerok China Alami Inflasi Ekonomi //fresherslive/

BANDUNGRAYA.ID- Negara tirai bambu, China tengah mengalami krisis kelangkaan babi. Kelangkaan ini terjadi karena harga pangan babi yang meroket sehingga mengurangi produksi dari para peternak.

Kelangkaan ini menyebabkan harga daging babi melonjak. Daging babi  merupakan makanan favorit di China.

Lonjakan harga komoditas tersebut telah mendorong inflasi negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia itu.

Baca Juga: Input Data Diri Sesuai NIK: Gak Perlu Daftar BLT UMKM November, Selamat Dapat Rp600 ribu Jika Ikuti Cara Ini

Inflasi yang sedang terjadi di negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia itu. Inflasi China diprediksi meroket hingga melampaui 3%, yang berdampak pada kenaikan sejumlah harga di China

Untuk menghadapi krisis ini Negeri Tirai Bambu akan meningkatkan impor daging babi dalam beberapa bulan mendatang.

Jumlah Babi di China diperkirakan turun sekitar 6 - 8 juta ekor.

Turunnya permintaan daging babi dan biaya pakan yang tinggi dari Juni 2021 hingga Juli 2022 menjadi penyebab kelangkaan tersebut.

Kelangkaan ini menyebabkan peternak mengalami kerugian hingga 600 yuan per babi.

Melansir dari laman resmi Reuters, Selasa 15 November 2022, Kepala Eksekutif Genesus Inc Kanada Jim Long yang merupakan pemasok babi pembibitan ke China memperkirakan karena langkah itu kawanan babi menyusut antara 6 juta dan 8 juta ekor.

"Kita semua perlu mengawasi China; kami mengharapkan peningkatan penjualan karena kekurangan daging babi mereka," ujarnya.

Daging babi merupakan makanan favorit di China.

Biro statistik mencatat pada Oktober 2022, harga daging babi melonjak 51,8 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Baca Juga: Seputar Resesi Ekonomi, Mulai dari Pengertian, Dampak, Hingga Cara Mengatasinya

Sementara itu, Shanghai JC Intelligence Co Ltd juga memaparkan data teekait harga babi hidjp yang baik sekitar 78 persen dari Juni menjadi 28,50 yuan atau sekitar Rp 51 ribu per kg pada 19 Oktober. Angka ini merupakan yang tertinggi sejak Maret 2021.

Menurut 10 analis industri, petani, dan pemasok pakan dan genetika, harga daging babi diproyeksi akan tetap tinggi pada 2023 mendatang.

Pemerintah China salahkan para petani yang menekan penyembelihan babi untuk proses penggemukan terlebih dahulu lantaran harga yang lebih mahal.

Sedangkan laporan yang diberikan cukup berbeda, analis dan ahli mengatakan telah terjadi pengurangan pasokan yang besar sejak musim dingin lalu.

Sementara Kementrian Pertanian dan Pedesaan mengatakan sebaliknya, bahwa kapasitas pembibitan telah memenuhi kebutuhan.

Sejauh ini, solusi yang dilakukan para pelaku industri di China adalah dengan meningkatkan impor daging babi dalam beberapa bulan mendatang.***

Editor: Raabi Ghulamin Halim

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x