Virus Corona Jenis Baru Diklaim Mudah Menular 70 Persen, Ini Penjelasan Prof. Zubairi Djoerban

26 Desember 2020, 11:35 WIB
Ilustrasi virus jenis baru mutasi Covid-19. /PIXABAY

PR BANDUNGRAYA – Baru-baru ini, dunia kembali dikejutkan oleh jenis baru virus corona dengan dinamai Supercovid yang teridentifikasi di Inggris.

Tidak berhenti di Inggris saja, jenis baru virus corona telah menyebar ke beberapa negara seperti Afrika Selatan, Israel, dan Singapura.

Melihat penyebaran virus corona baru yang semakin meluas tersebut, masyarakat Indonesia pun sepertinya memiliki kekhawatiran karena bukan tidak mungkin jika menyebar hingga ke Tanah Air.

Baca Juga: SKT FPI Tak Diperpanjang di Kemendagri, Gus Yaqut: secara Normatif Organisasi FPI Tidak Ada

Prof. dr. Zubairi Djoerban, Sp.PD-KHOM menanggapi persoalan tersebut mengenai strain baru dari virus corona yang memiliki infektivitas jauh lebih tinggi daripada strain biasa.

Dikutip PRBandungRaya.com dari akun Twitter @Profesor Zubairi, ia pun menuliskan mengenai persoalan tersebut.

“Saya mau bicara soal varian baru virus korona, yang sebenarnya sudah ada dari 20 September silam, tapi baru disadari beberapa hari lalu. Varian baru ini bernama N501Y dan punya kemampuan infeksi yang lebih tinggi. Lebih mudah menular 70 persen. Terutama kepada anak-anak,” kata Profesor Zubairi.

Baca Juga: Gus Yaqut Jadi Sorotan Publik karena Lulusan SMA, Faizal Assegaf: UU Tidak Batasi Soal Pendidikan

Ada yang berspekulasi bahwa jenis baru virus korona dari Inggris tersebut tidak dapat terdeteksi oleh tes PCR, namun Profesor Zubairi mengatakan itu sama sekali tidak benar.

"Ada yang bilang varian baru ini tidak bisa terdeteksi tes PCR. Itu tidak benar. Tidak usah khawatir," katanya.

Ia kemudian menjelaskan, "PCR ini bisa mendeteksi tiga spike (seperti paku-paku yang menancap pada permukaan virus corona) berbeda. Sehingga, varian baru ini masih tetap bisa dideteksi tes PCR."

Profesor Zubairi juga mengatakan bahwa virus corona jenis baru tidak mempengaruhi hasil vaksinasi.

Baca Juga: Tiba-tiba Muncul Sampaikan Kabar Buruk untuk Rakyat Indonesia, Bamsoet: Kesedihan Berlanjut hingga..

“Karena vaksinasi tidak membentuk satu respons antibodi saja. Yang harusnya terpengaruh adalah kebijakan kita dan keputusan orang untuk berlibur. Sekali lagi, mari perketat tali masker,” ujarnya.

Mengenai kasus baru ini, banyak negara telah menghentikan aktivitas transportasi seperti pesawat ke dan dari Inggris.

Bambang Brodjonegoro selaku Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) memastikan bahwa varian Covid-19 baru yang ditemukan di Inggris tersebut belum menyebar ke Indonesia.

Baca Juga: Jokowi Ancam Pecat Menteri yang Baru Dilantik Jika 7 Intruksi Ini Dilanggar, Apa Saja?

Kasus pertama di Jerman ditemukan pada 20 Desember 2020 pada seorang warga yang baru tiba dari Bandara Heathrow di London, Ibu kota Inggris.

Orang tersebut dikonfirmasi positif mengidap Covid-19 ketika ia tiba di Frankfurt untuk mengunjungi keluarganya.***

Editor: Bayu Nurullah

Sumber: Twitter

Tags

Terkini

Terpopuler