Ledakan Kasus Covid-19 Diprediksi Terjadi di Indonesia, Ketua IDI Ungkap Bukti Nyatanya

- 8 Oktober 2020, 19:11 WIB
Ratusan massa menggelar aksi di depan gwdung DPRD Jawa Barat. Mereka menolak tegas Undang- undang Cipta Kerja yang sudah disahkan pada tanggal 5 Oktober 2020 lalu.
Ratusan massa menggelar aksi di depan gwdung DPRD Jawa Barat. Mereka menolak tegas Undang- undang Cipta Kerja yang sudah disahkan pada tanggal 5 Oktober 2020 lalu. /Zonapriangan/Elenio Kalandra

PR BANDUNG RAYA – Aksi demonstrasi yang dilakukan oleh para pekerja/buruh, mahasiswa, dan pemuda lainnya dalam penolakan Undang-Undang Omnibus Law Cipta Kerja yang sudah berlangsung tiga hari di beberapa penjuru daerah Indonesia, ditakutkan bisa menjadi klaster baru penyebaran Covid-19 di Indonesia.

Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Bandarlampnug, dr. Aditya M Blomed mengatakan aksi penolakan UU Cipta Kerja bisa memicu peningkatan kasus Covid-19 yang secara signifikan, dan akan menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah Indonesia dalam menanggulangi nantinya.

“Saya merasa prihatin tidak ada aksi demo saja peningkatan kasus Covid-19 saat ini luar biasa apalagi ini pada aksi demo ada kerumunan massa yang sangat luar biasa,” ucapnya dalam keterangan yang dilansir Antara, Bandarlampung, Kamis, 8 Oktober 2020.

Baca Juga: Sempat Terhambat karena Aktor Positif Covid-19, Drama Go Ara 'Do Do Sol Sol La La Sol' Resmi Rilis

Bukan tidak mungkin kelonjakan penambahan Covid-19 yang secara besar-besaran akan terjadi di Indonesia setelah rampungnya aksi demonstran yang sedang terjadi.

Hal ini pun pernah terjadi di Amerika Serikat beberapa waktu yang lalu, setelah aksi demontrasi antirasisme besar-besaran terkait meninggalnya George Floyd yang dikenal dengan ‘Black Lives Matter’, setidaknya hampir 21.000 Amerika Serikat mengalami penambahan kasus terinfeksi covid-19.

Menurut dr. Aditya, aksi massa yang turun ke lapangan untuk menyuarakan aspirasinya bisa menjadi sebuah klaster baru.

Baca Juga: Khawatir Klaster Demo, Ratusan Massa Diamankan Polisi, Hasil Tunjukkan 13 Reaktif Covid-19

Hal itu besar kemungkinan terjadi, sebab para demonstran banyak ditemukan mengabaikan protokol kesehatan dengan tidak berjaga jarak, mengenakan masker dan lain sebagainya. Bahkan mungkin penyuluhan yang dilakukan oleh pemerintah selama berbulan-bulan terkesan seperti sia-sia.

‘Apalagi massa kemarin ribuan tentunya protokol kesehatan seperti menjaga jarak, mencuci tangan dan memakai masker sudah pasti akan terabaikan sehingga itu, memungkinkan virus dapat masuk dan bisa jadi klaster baru, tapi saya harap mereka semua sehat dan hal ini tidak terjadi,” ujarnya.

Ia berharap baik pemerintah maupun pengunjuk rasa dapat memawas diri dengan menurunkan ego masing-masing sebab hal ini bisa menimbulkan masalah baru nantinya bagi pemerintah Indonesia dalam menanggulangi pandemi Covid-19.

Baca Juga: Pasta Gigi Bahaya, Ini 3 Tips dari Dokter Kulit Jika Terkena Gas Air Mata

“saya ataupun organisasi kami tidak ada kepentingan dengan UU itu tapi kok tidak melihat kondisi dan situasi padahal sedang dalam pandemi dan memicu kerumunan massa,” ujarnya.*** 

 

Editor: Abdul Muhaemin


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah