Soal Tips Diet ala Tya Ariestya Tanpa Mengonsumsi Sayuran, Ini Penjelasan Ketua ISNA

4 Maret 2021, 19:59 WIB
Ilustrasi diet tanpa mengonsumsi sayuran seperti yang dilakukan Tya Ariestya. / PIXABAY/Steve Buissinne

PR BANDUNGRAYA − Figur publik Tya Ariestya kini ramai diperbincangkan pasca membagikan tips diet ala dirinya.

Tya Ariestya mengaku dirinya mampu menurunkan berat badannya secara drastis berkat tips diet yang dijalaninya beberapa waktu lalu.

Dalam kurun waktu empat bulan, Tya Ariestya berhasil menurunkan berat badan sebanyak 45 kilogram. Dalam proses dietnya, Tya mengaku sama sekali tidak mengonsumsi sayuran.

Selain itu, tips diet yang dilakukan Tya Ariestya hanya memiliki asupan kalori hariannya kurang dari 500 kalori.

Baca Juga: 70 Persen Lebih Menular, Ini Gejala Varian Baru Virus Corona B117 yang Kini Sudah Masuk ke Indonesia

Hal tersebut ia lakukan karena menurutnya, sayuran menghambat atau mengganggu proses penurunan berat badannya.

Diet yang dilakukan oleh Tya tersebut sontak menghebohkan jagat dunia maya, tidak terkecuali bagi Dr. Rita Ramayulis, DCN, M.Kes selaku Ketua Indonesia Sport Nutrisionis Association (ISNA).

Dr. Rita Ramayulis memberikan tanggapannya terhadap diet yang dilakukan Tya Ariestya bahkan tidak membenarkan diet tersebut.

Menurutnya, sayur kaya akan hal baik bagi kesehatan tubuh dan merupakan asupan penting yang dibutuhkan oleh tubuh.

Baca Juga: Jokowi Kampanyekan Benci Produk Luar Negeri, Azzam Mujahid Izzulhaq: Berarti Sinovac Buatan Sumedang

Dikutip PRBandungRaya.com dari Antara, Dr. Rita menyampaikan pada Kamis, 4 Maret 2021 bahwa pernyataan Tya Ariestya tentang sayur menghambat penurunan berat badan merupakan kesalahan.

"Ini salah kalau dikatakan sayur menghambat penurunan berat badan. Secara kimia tubuh, justru sayur yang membantu terjadinya kerusakan metabolik ketika kita melakukan defisit energi," katanya.

Dr. Rita juga menjelaskan bahwa untuk menggerakkan organ-organ tubuh yang tidak diperintah, tubuh juga memerlukan energi, seperti pergerakan jantung berdetak, kerja ginjal, hati, usus, dan lambung.

Organ-organ tersebut membutuhkan energi untuk bekerja. Jadi, tubuh akan memakai energi secara 24 jam walaupun tidak bergerak.

Baca Juga: Bocoran The Penthouse 2 Minggu Ini, Kim So Yeon Didorong ke Tebing, Akankah Dia Selamat?

Selain itu, Dr. Rita menyampaikan bahwa tubuh membutuhkan serat dari sayuran karena ketika mendefisitkan energi, kemudian mikronutrien (seperti vitamin dan mineral) dan seratnya tidak dicukupi, itu akan membuat sistem kerja metabolik energi berlangsung tidak sempurna.

Sayur juga memiliki serat yang fungsi utamanya adalah untuk menjaga keseimbangan mikrobiota dalam tubuh.

Dr. Rita memaparkan, mikrobiota di tubuh memakan serat. Mikrobiota ini memiliki peran penting terhadap imunitas tubuh.

Antibodi tidak terbentuk hingga imunitas melemah karena tidak ada serat yang masuk, dan mikrobiota akan mati.

Baca Juga: Usut Tuntas Dugaan Kasus Suap Juliari P Batubara, KPK Kembali Periksa Tiga Orang Saksi

Dr. Rita juga menjelaskan bahwa fungsi sayur dapat mengontrol kolesterol dalam tubuh serta mampu stabilkan kadar glukosa darah.

"Insulin, kalau diproduksi dalam jumlah yang tinggi, bisa terjadi proses inflamasi atau peradangan dalam waktu yang singkat. Dalam waktu panjang, itu beresiko hiperglikemi dan diabetes meritus," katanya.

Serat yang terkandung dalam sayuran mampu memperlancar gerakan peristaltik pada usus besar dan hal tersebut mampu mengurangi risiko kanker, bahkan mampu menghasilkan kebasaan sesuai pH tubuh.

Baca Juga: Singgung Status 6 Pengawal Habib Rizieq, Polri Ungkap Alasan Penyidikan Insiden Polisi vs FPI Dihetikan

Dr. Rita juga menyampaikan bahwa orang yang hanya makan protein, tanpa mengonsumsi sayuran bisa mengalami gagal ginjal karena ginjalnya bekerja keras untuk membasakan kondisi tubuhnya.

Menurut Dr. Rita, diet ala Tya Ariestya tersebut termasuk hal yang membahayakan kesehatan dan memiliki dampak jangka pendek hingga panjang.

Proporsi tubuhnya akan menjadi tidak bagus karena tidak hanya lemak saja yang hilang, tapi juga penurunan massa otot, tulang, dan total air dalam tubuh.

Selain itu, Dr. Rita menjelaskan bahwa kekurangan sayur akan mengganggu sistem imun tubuh dan jika terekspos virus dan bakteri akan lebih mudah terpapar.

Baca Juga: Ridwan Kamil Klaim Jawa Barat Bebas dari Zona Merah Covid-19, Begini Komentar Netizen

Lebih lanjut, akan terjadi resiko gagal ginjal, gangguan fungsi hati, gangguan lambung, hingga irama denyut jantung jika tidak mengonsumsi sayur sama sekali.

"Penyakit-penyakit ini adalah penyakit yang irreversible, tidak bisa diperbaiki. Perbaikan pola hidup, pemberian obat, mereka tidak mengembalikan (organ) ke fungsinya hingga 100 persen seperti semula. Jadi, jangan coba-coba lakukan diet ekstrem ini," ujar Dr. Rita.***

Editor: Bayu Nurullah

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler