Pada tahun 1950, Dr. Soeharto selaku Dewan Pimpinan Pusat IDI, menghadap notaris R. Kadiman untuk memperoleh dasar hukum berdirinya organisasi ini. Maka, 24 Oktober dicetuskan sebagai Hari Dokter Nasional.
Hari Dokter Nasional ini merupakan hari penting bagi seluruh dokter atau organisasi kesehatan di Indonesia sebagai bentuk penghormatan atas jasa pahlawan kesehatan. Terlebih, pada masa pandemi Covid-19, dokter berperan penting sebagai garda terdepan pelayanan kesehatan masyarakat.
Baca Juga: Walikota Tasikmalaya Budi Budiman Diduga Beri Uang Suap Rp 700 Juta, KPK Telah Menahan Tersangka
Dokter Siti Rosidah bersama dua koleganya Fransisca Y dan Reci Maulita yang tergabung dalam tim Covid-19 Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Koja, Tanjung Priok meminta masyarakat tidak menganggap sepele penyakit yang tergolong baru.
”Covid-19 itu nyata jangan dianggap sepele, masyarakat tetap harus patuhi protokol 3M dan stay at home,” kata mereka sebagaimana dikutip Prbandungraya.pikiran-rakyat.com dari Antara.
Kemudian Dokter spesialis paru di RSUP Persahabatan, Erlina Burhan mengatakan, berita hoaks mengenai Covid-19 di berbagai media menjadi salah satu masalah di tengah penanggulangan Covid-19 di Indonesia dan menjadi risiko tertular Covid-19 di rumah sakit.
Informasi yang salah ini membuat orang takut dan tidak mau datang ke rumah sakit, padahal menolak pengobatan bisa berdampak buruk yang mempunyai penyakit penyerta seperti diabetes, hipertensi, penyakit jantung dan lainnya.
Baca Juga: Di Tengah Demo UU Ciptaker, Pengedar Narkoba Beroperasi Manfaatkan Situasi
Walau di masa pandemi Covid-19 seperti saat ini, para tenaga kesehatan saling menguatkan dan berharap dapat mengendalikan diri sendiri dengan selalu berpikir positif.
Karena pekerjaan mereka adalah panggilan yang tidak semua orang bisa mendapatkan kesempatan untuk melayani masyarakat.