RUU Cipta Kerja Disahkan, Seharian Warganet Amuk DPR Naikkan Tagar Penolakan #DPRkhianatirakyat

- 6 Oktober 2020, 14:06 WIB
Sejumlah buruh berunjuk rasa di kawasan EJIP (East Jakarta Industrial Park), Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Senin 5 Oktober 2020. Pada aksinya itu mereka menolak pengesahan RUU Cipta Kerja dan mengancam akan melakukan mogok kerja pada 6-8 Oktober 2020.
Sejumlah buruh berunjuk rasa di kawasan EJIP (East Jakarta Industrial Park), Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Senin 5 Oktober 2020. Pada aksinya itu mereka menolak pengesahan RUU Cipta Kerja dan mengancam akan melakukan mogok kerja pada 6-8 Oktober 2020. /Foto: ANTARA FOTO/Fakhri Hermansyah/pras./

PR BANDUNGRAYA - Hingga hari ini, Selasa, 6 Oktober 2020, tanda pagar (tagar) dari DPR dan Omnibus Law masih menjadi topik populer di media sosial Twitter. Hampir setiap tren diisi dengan kekecewaan warga terhadap DPR. Tagar #DPRKhianatirakyat telah mencapai 1,4 juta cuitan.

Sementara itu, tagar #DPRIMPOSTOR mencapai 37,5 ribu cuitan dan diikkuti tagar #Omnibuslawsampah, total ada 71 ribu cuitan.

Dilansir dari RRI, saat ini media sosial Twitter dipenuhi dengan rasa kekecewaan masyarakat Indonesia terhadap DPR RI yang dinilai tidak medengar suara rakyat.

Baca Juga: Vaksinasi Covid-19 di Indonesia, Pemerintah Didesak untuk Siapkan Semua Anggaran

Seperti cuitan yang diunggah oleh pemilik akun Twitter Sansannn yang turut menuliskan, "Gimana negara ini mau maju kalau pemimpinnya saja berani melawan tuhan berani melanggar janji di bawah kitab suci."

Kemudian pemilik akun Twitter @arinnxw yang juga menuliskan, "Mau ngumpulin orang-orang indigo, pengen tau gimana nasib bangsa Indonesia kedepannya kalo wakil rakyatnya pecicilan kek gini :).”

“Apabila usul ditolak tanpa ditimbang, suara dibungkam, kritik dilarang tanpa alasan, dituduh subversif dan mengganggu keamanan, maka hanya ada satu kata: lawan!" - Wiji thukul," cuit netizen lain pemilik akun Twitter @achaaav.

Baca Juga: Sambut Kesembuhan Donald Trump, Joe Biden Singgung Soal Peran Masker yang Disepelekan Sang Lawan

Mengenai hal ini juga terdapat warganet yang mengungkapkan keresahannya dengan mengungkapkan ingin pindah ke negara lain.

Tagar Jepang juga mewarnai Twitter di malam hari. Banyak warganet yang kecewa dengan Indonesia dan ingin pindah ke New Zealand hingga menjadi warga negara Jepang.

"Semakin ingin pindah ke Jepang. Bukan karena gak cinta Indonesia, tapi orang-orang yang punya jabatan terlalu wadadadidaw," tulis @Nusantara___ melalui akunnya.

Baca Juga: Hina Masjid Lewat Konten Video di TikTok, Pemuda Bandung Ini Diancam 6 Tahun Penjara

"Lihat RUU kayak gitu rasa ingin pindah ke Jepang. Tapi aku anak yang suka buang sampah sembarangan, kudu piyee?" tulis @diansahajaa melalui akun Twitternya.

"Pindah ke New Zealand apa Korsel ya?” tulis @mnashrl.

"Mau pindah ke new zealand jadi sapi jg gpp dah," tulis warganet lain @troubllemakers.

Baca Juga: Update Kasus Virus Corona Karawang Hari Ini 6 Oktober 2020: Kabar Baik 29 Orang Dinyatakan Sembuh

Sebelumnya, di tengah pandemi Covid-19, Indonesia kini menghadapi tantangan baru setelah DPR dan pemerintah mengesahkan Rancangan Undang-Undang (RUU) Cipta Kerja atau Omnibus Law menjadi Undang-undang (UU) pada Senin, 5 Oktober 2020 kemarin.

Ini memicu ribuan buruh dan pekerja melakukan demonstrasi mogok kerja secara nasional dan menjadi topik perbincangan panas di sosial media.***

Editor: Fitri Nursaniyah

Sumber: RRI


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah